Cara Kerja Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

Halo Sahabat Hidup, kali ini akan membahas Cara Kerja Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit ya. Namun sebelum masuk ke inti pembahasan, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu tanaman kelapa sawit.

Kelapa sawit ini adalah tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai akar tunggang. Radikula atau bakal akar pada bibit ini akan terus tumbuh memanjang kearah bagian bawah. Pertumbuhannya berlangsung selama enam bulan terus-menerus dan akanpanjang akarnya mencapai 15 meter. Tanaman kelapa sawit ini umumnya memiliki batang yang tidak bercabang.

Tanaman kelapa sawit umumnya juga memiliki batang yang tidak bercabang. Pada saat pertumbuhan awal setelah fase muda atau seedling, akan terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia atau pemanjangan ruas. Titik tumbuh batang kelapa sawit ini terletak dipucuk batang, terbenam didalam tajuk daun, dan berbentuk seperti kubis serta enak dimakan.

Tanaman Kelapa sawit ini bisa tumbuh di bermacam jenis tanah. Ciri tanah yang bagus dan baik untuk kelapa sawit yaitu diantaranya adalah jenis tanah gembur, aerasi dan drainase baik, kaya akan humus, dan juga tidak memiliki lapisan padas.

Tanaman kelapa sawit ini sangat cocok dibudidayakan pada pH 5,5 – 7,0. Curah hujan dibawah 1250 mm/th sudah merupakan pembatas pertumbuhan, karena dapat terjadi defisit air. Namun jika curah hujan ini melewati batas 2500 mm/th maka akan mempengaruhi proses penyerbukan. Sehingga memiliki kemungkinan akan terjadi aborsi bunga jantan maupun bunga betina menjadi lebih tinggi.

Ketinggian tempat yang baik untuk ditanam tanaman kelapa sawit ini yaitu kisaran antara 0 – 500 m dpl dengan kemiringan lereng sebesar 0 – 3 %. Media tanam yang biasa dipakai untuk perkebunan kelapa sawit ini adalah tanah subsoil, karena tanah kering di Indonesia didominasi oleh tanah subsoil yang sudah mengalami perkembangan lebih lanjut sehingga memungkinkan pertumbuhan bibit kurang maksimal.

Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit
Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

Cara Kerja Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit ini merupakan kegiatan membuang semua produk generatif yang diantaranya adalah bunga jantan, bunga betina dan juga seluruh buah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.  Tindakan Kastrasi ini dilakukan pada tanaman yang baru saja mulai berbunga sekitar umur 12-24 bulan. Caranya dengan membuang bunga muda yang akan muncul setiap bulan.

Kastrasi ini harus dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok  kelapa sawit telah mengeluarkan bunga, yaitu bunga jantan dan atau bunga betina. Jika Kastrasi dilakukan dengan terlambat maka akan ada bunga betina yang menjadi buah. Sehingga pupuk yang diberikan ini akan digunakan tanaman untuk buah, padahal buah yang nantinya dihasilkan ini masih belum memiliki kelayakan untuk dijual.

Kastrasi ini merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman beralih dari tanaman yang belum menghasilkan ke tanaman yang menghasilkan. Pada saat inilah, bunga-bunga itu masih belum sempurna untuk membentuk buah pada saat sampai tanaman berumur sekitar 23 bulan, sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah yang nantinya keluar sampai dengan umur 23 bulan perlu dibuang ataupun dikastrasi.  Adapun alat yang nantinya digunakan untuk kastrasi adalah dodos dengan lebar mata 8 cm dan juga menggunakan arit kecil.  Pelaksanaan kastrasi terakhir dilakukan 6 bulan sebelum tanaman akan memasulki masa panen.

Tujuan Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

Adapun beberapa Tujuan kastrasi di perkebunan kelapa sawit ini adalah:

Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit
Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

a) Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, sehingga nanti pada saat tanaman sudah menghasilkan, fisik tanaman telah kokoh dan juga kuat

b) Memperkuat pokok tanaman kelapa sawit, karena pokok sawit  yang sudah dikastrasi cenderung akan lebih kuat dan seragam dalam pertumbuhannya

Baca Juga:

Cara Menggunakan BWD (Bagan Warna Daun)

Cara Melatih Ayam Bangkok Juara

c) Mengalihkan hasil fotosintesis dari pertumbuhan generatif ke pertumbuhan vegetatif sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan keseragaman tanaman

d) Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman akan menjadi lebih bersih, dengan begitu dapat menghambat ataupun mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan juga penyakit seperti Tirathaba, Marasmius, tikus dan juga sebagainya

e) Menghasilkan pertumbuhan tajuk yang cenderung lebih cepat

f) Mempermudah segala proses penyerbukan bunga,  karena bagian mahkota bunga ini akan lebih bersih

g) Buah yang nanti dihasilkan tanaman ini akan menjadi lebih besar, berbobot dan juga seragam beratnya 

h) Memaksimalkan fase pertumbuhan vegetatif pada tanaman sehingga tanaman akan menjadi kokoh pada fase generatif.

Pelaksanaan Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit

Adapun penatalaksanaan yang harus dilakukan pada saat Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan juga memuaskan, diantaranya adalah:

  1. Kastrasi dilaksanakan setiap 2 bulan sekali hingga tanaman kelapa sawit ini akan mencapai umur 23 bulan, sebab jika terlambat maka akan ada bunga betina yang nantinya menjadi buah sehingga pupuk yang diberikan akan digunakan oleh tanaman kepada buahnya, padahal buah yang akan dihasilkan tersebut masih belum produktif dan juga belum layak untuk dijual.
  2. Alat yang dapat digunakan untuk tahap kastrasi ini adalah chisel atau Irhotools, yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait kecil. Bunga yang telah dipotong dengan dodos ini kemudian ditarik dengan kait kecilnya. 
  3. Kastrasi ini sebaiknya dilakukan mulai saat tanaman berbunga pada umur 14 – 18 bulan sampai dengan umur 26-30 bulan atau jika jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.
  4. Semua bunga jantan dan juga bunga betina sampai ketinggian 30 cm diatas tanah ini dibuang, pada bagian pelepah jangan terpotong. Bunga yang masih kecil ini dipatahkan dengan mata pengait, sedangkan bunga yang telah besar dapat dipatahkan dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut nantinya dikumpulkan ke jalan pikul dan jika sudah kering dapat dibakar

………….

5. Semua cabang kering dapat dipotong mepet ke pangkal batang dengan alat dodos.

6. Tandan bunga yang dikastrasi ini tidak boleh diletakkan di piringan tetapi dapat diserakkan digawangan untuk kemudian menghindari kerusakan pelepah. Alat yang dapat digunakan yaitu dodos kecil. Faktor lain dari penyebab tidak dilakukan kastrasi dan sanitasi ini adalah keterbatasannya jumlah tenaga yang tersedia untuk melakukan kegiatan ini.

7. Dalam melakukan tindakan kastrasi mesti dijaga agar pelepah daun jangan sampai terluka ataupun terpotong. Tandan bunga yang akan dipotong kemudian dikumpulkan kedalam karung goni dan selanjutnya dipendam dalam tanah.

8. Untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja, kegiatan ini dapat menggunakan rasio 1 -2 orang per hektar, akan tetapi rasio ini dapat berubah sesuai dengan kondisi tanaman yang ada dilahan.

Leave a Comment